Kendari Trip

Ihiy… Kota ke-3 di Pulau Sulawesi yang kusinggahi.

Sebagai pemain cadangan di kantor, baru diinfokan DLK ke Kendari ini last minute. Yowis gapapa juga karena saya cekatan #tsah jadi beres juga persiapan semuanya (padahal tinggal ngelanjutin).

DLK ke Kendari ini dalam rangka kegiatan evaluasi pelaksanaan beasiswa afirmasi di perguruan tinggi. Untuk itu kami berkunjung ke Universitas Haluoleo dan IAIN Kendari untuk bertemu dengan Wakil Rektor Kemahasiswaan dan para mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi, ADik OAP, ADik 3T, BBP PPA (info lebih jelas tentang beasiswa ini ke website dikti.go.id ya).

Sharing pengalaman dan saran kritik atas pelaksanaan beasiswa afirmasi ini bikin saya mbrebes mili. Bagaimana tidak? perjuangan adik-adik dari Papua & Papua Barat serta adik-adik dari kepulauan di Provinsi Sulawesi Tenggara ini sangatlah super, mereka pantang menyerah dan bersemangat tinggi untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya. Pengen menularkan semangat mereka ke saudara di kampung yang orang tuanya malas menyekolahkan buru-buru dikawinkan saja. Huft.

Semoga pelaksanaan beasiswa afirmasi ke depannya semakin profesional dan banyak mahasiswa terbantukan dalam meraih cita-cita mereka dalam membangun negeri dengan ilmu yang diperoleh.

Oke, skip ngomongin #worklyfe sekarang ngomongin kesanku pada kota Kendari saja :D. Alhamdulillah selama di Kendari, saya puas makan seafood, enak-enak semua… Kami ada makan di RM. Ibu Dina, RM Ikan Bakar Alamo (Pepo dan Memo pernah makan di sini loh) dan RM Angkasa Nikmat.

Sedangkan untuk jalan-jalan dikarenakan kota Kendari diguyur hujan selama kunjungan maka kami tidak sempat kemana-mana lagipula lokasi pantai dan obyek wisata lumayan cukup jauh. Satu-satunya tempat yang kami kunjungi adalah Masjid Al-Alam yang masih dalam tahap pembangunan, itu pun malam hari gelap gulita gerimis pula… ngeri kecemplung laut euy. Iya masjid ini konsepnya masjid terapung di tengah laut.

Bicara oleh-oleh Kendari yang terkenal adalah kacang mede dan seharusnya coklat (ternyata sulit padahal ada pabrik pengolahan coklat besar di sini). Selain itu godaan terbesar adalah adanya penjual piring hias besar dekat hotel, sayangnya pas niat mau beli harga yang ditawarkan oleh pramuniaga lebih tinggi daripada harga yang ditawarkan oleh pemilik toko mana bosnya sedang tidak ada di tempat. Yowislah, biarlah menjadi kenangan hahaha.