Kerajinan Jahit di Masa Pandemi Covid-19

Judulnya dramatis amat?! ya gimana lagi yekan masa pandemi bikin balik ngulik hobi yang terlupakan daripada bengong di rumah.

Kayaknya saya lebih memilih menjahit daripada bertanam/memasak/memelihara hewan/dll karena masih ada stok bahan (terima kasih browsing marketplace yang berakhir check out), gak bikin kotor badan. Masalahnya cuma satu: menjahit di karpet itu susah bersihinnya apalagi vacuum cleaner lagi rusak.

Okay, here we go! (sebagian narasi copas dari postingan instagram)

Table runner & sarung bantal sofa

Kerajinan menjahit yang ini lumayan sering karena mudah membuatnya dan bosenan tapi sayang buat belanja wkwk.

Roll-up pencil case

Ini permintaan duo gadis cilik berawal dari bocils menunjukkan link belanja roll up pencil case maka bunda angkat mesin jahit deh buat bikin sendiri. Baru pertama kali bikin, sempat salah metode menjahit karena menumpuk tiga lapis bahan untuk dijahit sekaligus. Ukuran dikira-kira, sempat kebalik bahannya, benang jahit putus, dll akhirnya jadi dua buah biar gak rebutan.

Half circle skirt

Bikin half circle skirt sisaan dari sprei preloved aka sprei bekas. Masih berantakan jahitannya 🙈. Oiya selama ini duo gadis cilik kembaran baju mulu, sekarang bisa kembar tiga pakai rok yg sama 😂.

Padded laptop sleeve

Kerajinan ini demi merayakan kebagian jatah laptop dari kantor. Kurang dedikasi gimana coba sampai niat bikin kantong laptop. Tapi ya ada keselnya karena salah metode menjahit dan tragedi laptop kantor rusak, untung bisa minta ganti.

Ya menjahit laptop sleeve ini seperti biasa menggunakan sisaan bahan yang sudah ada di rumah seperti busa eva sisaan karpet, potongan bahan kanvas. Ada juga bongkar harta karun berharga yaitu karung terigu beli di Pasar Bringharjo Jogja.

Sengaja model sleeve biar bisa dimasukkan ke tas ransel. Tinggal bikin pouch buat kabel charger dan mouse.

Ikea Lixhult Best Buy

3 mini locker Ikea ini best deal hasil scrolling OLX. Ini seri lixhult ya bunda, ada juga kok versi Ace Hardwarenya pernah lihat di ruparupa.

Belinya sudah lama, jam istirahat pick up ke lokasi seller di Kemayoran lalu simpan dulu di kantor sampai pas gotongin dikira ini kotak suara 😂 (kayaknya memang momennya pas pilpres gitu).

Ngendon di lemari kantor dan ikut berpindah lantai karena saya pindah unit kerja. Untung gak dilabel BMN 😅. Dulu niatnya bawa 1-1 naik KRL tapi kok ya lupa dan males. Sampailah beberapa hari yang lalu, suami bawa mobil dan bisa jemput saya yang lagi WFO, ya sekalian diangkut.

Sekarang menghias sudut ruangan belajar dan langsung ditek sama anak untuk menyimpan buku pelajaran. Ya biar mereka tetap semangat belajar dan berasa di sekolah ala Amerika dan Korsel 😂.

Homemade Black Garlic

Kenapa sih black garlic mahal? Bisa gak sih bikin sendiri?

Berbekal video tutorial di youtube dan sengaja beli bawang putih kating banyakan buat percobaan. Kebetulan ada magicom kecil yang jarang dipakai, kebetulan token listrik baru diisi wkwkwk. Eh penting ini, karena magicom dibiarkan warm selama seminggu untuk proses pembuatan black garlic.

Lesson learned dari bikin black garlic (kebetulan sudah bikin beberapa batch) antara lain:

  1. Pembuatan black garlic selama 7 hari di magicom posisi warm, jangan kurang. Walaupun warna bawang putih sudah terlihat hitam tapi itu belum hitam paripurna, nanti pengaruh ke rasa dan kekenyalan.
  2. Bawang putih dipipil per siung dengan kulit masih membungkus, jangan per gerombol karena bawang per siung akan terkena panas merata dan hasilnya lebih bagus.
  3. Gak mesti bawang lanang/bawang tunggal adalah benar adanya.
  4. Selama proses pembuatan black garlic akan mengeluarkan aroma kuat bawang maka sebaiknya magicom dicolokkan di tempat yang jarang dilalui orang, nanti mabok bawang!

Sabun dari Minyak Jelantah

Sabun dari minyak jelantah? Meh!

Kebayang diriku sebagai ikan asin yang sedang digoreng 😂 . Pas ada limbah minyak goreng trus bingung buang di mana? Lalu ingat bahwa minyak jelantah bisa diolah menjadi sabun.

Langsung deh browsing caranya di sini, belanja soda api via online, beli arang di pasar. Karena menggunakan bahan kimia, harus paham dengan seksama langkah-langkah cara pembuatannya. Gampang kok membuatnya dan lupakan.

Loh? Kok? Iya karena adonan sabun tidak bisa langsung digunakan, menunggu keras dan set hingga hampir sebulan. Beneran hampir lupa pernah bikin sabun minyak jelantah 😂.

Hari ini potong-potong deh sabunnya meskipun potongannya berantakan tapi lumayan buat cuci lap atau cuci tangan.

Review setelah pemakaian sabun minyak jelantah: Sabun minyak jelantah ini hanya dipakai untuk mencuci tangan di sink dapur ya, gak buat mandi. Sabunnya gampang melonyoh, masih ada rasa berminyak dan agak bau minyak jelantah mungkin karena kurang intens kopi yang dipakai.

WFH Pandemi Covid-19

Hola!

Apa kabar blogku? dan pembaca (semoga ada yang baca ya… wkwkwk).

Akhir tahun 2019 tuh kantor sudah bikin kebijakan nyeleneh pada waktu itu yaitu Integrated Digital Work dan Smart Office. Apa tuh? kerja onlen-onlen? ya waktu itu sih antara senang akhirnya revolusi industri 4.0 (wkwkwk) tapi sedikit mengganggu zona nyaman. Ditambah saya menjadi bagian dari golongan pegawai yang tidak termasuk IDW SO tersebut. Hiks sedih padahal antusias sekali loh kami merumuskan ide IDW SO di Starbucks Reserve Bali (pamerrr…).

Blessing in disguise karena Pandemi Covid-19 akhirnya hampir seluruh pegawai diinstruksikan untuk Work From Home kecuali untuk pelayanan dan itu pun mengikuti jadwal piket terbatas.

WFH? IDW SO? ternyata kami baik-baik saja dan tetap bekerja bahkan teman-teman overworked karena menjalani paralel virtual meeting.

Oiya maksud postingan ini sih mau cerita pencapaian wkwkwk.

(1) Mendapat akses sebagai owner Workgroup. Sebelumnya kan saya inisiasi untuk membuat Whatsapp group dengan sesama sekretaris di kantor dan membantu sekali untuk distribusi persuratan. Naik level dengan meminta izin dibuatkan workgroup di aplikasi IDW SO dan diizinkan. Yeay!

(2) Menjadi narahubung 7 Webinar (hingga tulisan ini ditulis ya, gak tau deh webinar ini akan berapa serial). Kesannya pekerjaan sepele tapi mengesalkan bikin naik darah hahaha. Pengalaman kurang menyenangkannya itu para pendaftar/peserta webinar ini banyak yang rendah literasi, webinar belum mulai sudah sibuk tanya sertifikat, gak mau baca detail padahal sudah dijelaskan jadi bolak-balik bertanya dan minta panduan eh bukan panduan sih ibaratnya minta disuapin. Please deh bagaimana mau critical thinking?! Pengalaman menyenangkannya adalah saya jadi belajar untuk ramah dalam chat, at least menyapa balik chat peserta dan senang sekali dengan peserta bilang webinarnya bermanfaat. Selama webinar berlangsung saya harus mengikuti dan bantu jawab pertanyaan peserta via whatsapp atau komentar di webex.

Ya cukup dua saja pencapaiannya walaupun banyak sih yang pengen disebutkan hahaha karena pencapaian lain itu lebih ke teknis.

Biar ingat, periode WFH kami berlangsung pada tanggal 16 Maret 2020 – 4 Juni 2020. Selanjutnya WFO 2 minggu dan kemarin diminta untuk membuat jadwal pengaturan WFO. Keringet dingin deh karena pandemi belum berakhir tapi diminta masuk kerja. Semoga semua pihak mau menerima jadwal WFO yang telah disetujui pakbos.

Semoga kita semua selalu diberikan kekuatan dan kesehatan jiwa dan raga selama Pandemi ini.

Covid-19 Craft

Apa deh, covid-19 craft. wkwkwk.

Mau cerita saja bahwa saya pernah bikin face shield untuk sekeluarga. Modalnya murah dan gampang membuatnya, cukup plastik bening yang biasa buat taplak meja makan, pita katun/twill tape/bisban/bias tape you name it! dan potongan busa, sedikit velcro serta potongan kain.

Polanya nyontek dari pinterest (as always) di sini dan sedikit modifikasi. Lumayan menegangkan proses menjahitnya karena pertama kali menjahit di plastik, alhamdulillah mesin jahit gak rewel.

Oiya alasan bikin tak lain dan tak bukan adalah pengiritan ya. Bayangin saja harga barang x 6 orang. Duh hemat mulu tapi belum crazy rich wkwk.

Kepake gak tuh face shield? pokoknya tersimpan rapi di dalam tas dan di gantungan topi. Selama ini sih hanya pake masker bila ke luar rumah.

Pssttt… sebenarnya saya dapat jatah face shield dari kantor, yang modelnya ada rangka kacamata tapi gak kepake juga. Model face shield tsb gak cocok untuk pemakai kacamata, atuh lah pake kacamata saja sudah ribet di masa pandemi ini yekan kacamata berembun kena nafas sendiri eh didobel rangka face shield.

Sertifikasi BPP

Tahun 2020 saya mendapatkan amanat untuk menjadi BPP (Bendahara Pengeluaran Pembantu) tapi karena belum bersertifikat maka saya harus mengikuti pelatihan dan ujian sertifikasi BPP.

Dalam postingan ini akan saya ceritakan tahapannya ya…

Awalnya kami dikoordinir oleh Biro SDM kantor untuk mengikuti pelatihan tetapi sesuai peraturan terbaru ternyata kami harus registrasi sendiri mengingat banyak data pribadi dan dokumen yang diupload.

Mulai tahun 2020, pelatihan BPP dilakukan secara online, elearning. Okelah secara anak UT mah sudah biasa yang online online wkwkwk. Tapi… tahapan registrasinya banyak banget. Cekidot!

Baca teliti panduan Pelatihan Elearning. Khususnya alur pelatihan elearning dan ujian sertifikasi. Walaupun beberapa agak membingungkan apalagi kalau rendah literasi ya, bawaannya mau kesal eh ternyata skip baca panduan. Oiya disarankan untuk ikut grup Telegram untuk mendapatkan info terupdate alih-alih mumet karena banyak peserta yang bertanya melulu dan adminnya lelah hingga ngegas karena disodori pertanyaan berulang.

Registrasi di google form. Kami diberikan link google form untuk diisi lalu dikirim dan menunggu verifikasi dari admin pelatihan. Selain itu kami diberikan link google sheet untuk memantau apakah terverifikasi atau ada kekurangan saat pengisian form karena dokumen yang diupload dibatasi ukuran filenya, pas foto harus sesuai ketentuan, konversi file pdf ke jpg, dll.

Registrasi di KLC. Pilih course (ikuti link yang dikasih admin, karena ada course yang serupa tapi bukan untuk diikuti), tunggu approval dari admin, lalu mulai deh coursenya. Proses elearning ini selama 5 hari kerja dan sayangnya saya tetap ngantor sehingga kurang fokus dalam mengikuti pelatihan #alasan. Di KLC ini ikuti seluruh tahapan course seperti menonton video panduan, download modul dan kerjakan quiz, review pelatihan, dll. Sedikit tips & trick mengerjakan quiz yaitu: (1) pastikan koneksi internet lancar jaya, (2) googling judul quiz karena kamu akan menemukan cheat quiz yang cukup membantu untuk mendapatkan nilai hehehe. Nilai minimum quiz adalah 70.

Registrasi di Semantik setelah finished course di KLC. Ini untuk dapat badge/sertifikat mengikuti pelatihan. Jangan senang dulu karena baru sertifikat pelatihan belum sertifikat lulus ujian.

Tahap berikutnya adalah UJIAN. Ujiannya sendiri dibagi menjadi 2 tahap yaitu: (1) Ujian Komprehensif (memakai aplikasi Semantik) waktu ujian 90 menit, 80 soal pilihan ganda, nilai minimum 60. Nilai ujian komprehensif <60 maka tidak bisa mengikuti (2) Ujian Sertifikasi (memakai aplikasi Simserba).

Oiya, sebelum pelaksanaan ujian kalian harus upload kembali dokumen yang diperlukan seperti SK, Surat Tugas, dll di aplikasi Simserba.

Ujian dilaksanakan di kantor KPPN yang telah ditunjuk. Jangan lupa bawa laptop ya karena tidak disediakan oleh panitia ujian. Alhamdulillahnya kami diberikan koneksi internet selama ujian berlangsung.

Itu saja cerita sertifikasi BPP yang dapat saya bagikan, semoga bermanfaat ya…

Lomba Mewarnai Frozen 2

Tanggal 23 Februari 2020 dan 1 Maret 2020 adalah hari minggu tersibuk kami sekeluarga karena pagi hari mengantar bocils ke Gramedia Alam Sutera dan Gramedia World BSD untuk mengikuti lomba mewarnai Frozen 2. Seisi rumah boyongan pagi hari bawa perlengkapan mewarnai seperti meja lipat dan tak lupa bawa bekal biar gak jajan di mall.

Ambisius sekali ya sampai 2 kali ikut lomba. Well, padahal ngincer freebiesnya saja dan sekalian uji mental bocils juga 😬. Padahal gratisannya cuma krayon, buku cerita Frozen 2, dan voucher belanja di Gramedia. Pas lomba kedua (dapat diskon biaya pendaftaran) malah gak dapat krayon dan terpaksa beli krayon yang lebih banyak warnanya.

Pengumuman pemenang di siang hari maka kami menghabiskan waktu dengan berkeliling mall. Sewaktu di Alam Sutera ada lomba kucing ras asli, wah keren-keren banget kucingnya sampai Hafha pengen punya kucing juga. Di lomba kedua, kami jajan crepes dengan voucher diskonan, mas Vito malah beli tas sekolah. Wah menang banyak nih sebagai supporter.

Sayangnya bocil tidak menang, tentunya sedih karena kalah tapi ada pelajaran yang bisa diambil seperti teknik mewarnai dan peralatan apa saja yang wajib dibawa untuk lomba seperti bawa handuk kecil untuk menutupi kertas yang telah diwarnai agar tangan tidak kotor, bawa kuas untuk membersihkan residu krayon. Ya walaupun saya tidak setuju sepenuhnya dengan penilaian juri lomba yang memenangkan anak dengan teknik mewarnai khas salah satu tempat les gambar tetangga sebelah. Terlihat beda hasil mewarnai antara anak yang tidak les dan les gambar.

Selama lomba berlangsung, orang tua dilarang mendekati arena lomba meskipun demikian ada beberapa yang mengarahkan anaknya hehehe. Saya sih kesempatan untuk muterin toko buku dan saya yang sedang mencari buku cerita anak agak sedih karena sedikit sekali dan merasa kenapa ya buku anak pakai ada label untuk membentuk sikap dan perilaku baik. Terlalu dituntun dan dituntut gak sih? Seperti disebut di atas bahwa lomba mewarnai ini adalah bentuk uji mental karena sudah berani ditinggalkan dan fokus mewarnai. Saya lihat ada anak yang ngambek karena kebanyakan arahan dari orang tuanya, wkwkwk memang beda tipis ini antara anak yang lomba atau orang tuanya yang lomba.

Bocils berharap ada lomba mewarnai lagi. Mereka senang dapat freebies dan voucher jajan crepes. Semoga badai corona segera berlalu ya agar kita semua bisa beraktivitas seperti biasa lagi.

Wisuda UT 2019

Foto bubaran wisuda
Foto di gedung dekat parkiran
sebelum wisuda
ihiy… fotoku masuk artikel UT

Melanjutkan postingan ini, saya mau sedikit berbagi cerita proses sebelum dan masa wisuda. Ya siapa tau ada yang nyasar googling kan? Eh buat dokumentasi sendiri sih.

PRA WISUDA

Pertengahan Agustus 2019, pengumuman nilai ujian akhir semester.

Pertengahan September 2019, pengumuman mahasiswa yang terjaring yudisium diikuti dengan mengumpulkan dokumen kelengkapan ke UPBJJ UT.

Awal Oktober 2019, di web aksi.kelulusan.ut.ac.id muncul ucapan selamat atas kelulusan dan undangan mengikuti upacara wisuda periode 1 wilayah 1 tahun akademik 2019/2020.1. Lalu terlupakan bahwa harus balik lagi ke UPBJJ UT untuk mencetak LIP Wisuda. Huft. Bagaimana tidak? Bulan Oktober 2019 sibuk sekali.

Browsing tentang LIP Wisuda tidak membuahkan hasil. Pasrah deh, yang penting sudah mengajukan cuti di tanggal 11-12 November 2019 kalau gagal wisuda ya dipake buat liburan atau istirahat. Btw, LIP itu singkatan dari Lembar Informasi Pembayaran.

Oiya, sebelumnya tanggal 9-10 November 2019 wajib datang ke Kantor UT Pusat di Pondok Cabe untuk pendaftaran ulang. OOT, Jumat saya baru balik DLK dari Bandung, Sabtu harusnya ikut reuni SMA di Purwokerto tapi kan bentrok dengan jadwal pendaftaran ulang wisuda.

Sabtu yang biasanya saya hectic karena harus mengantar anak les, alhamdulillah karena bertepatan dengan Maulid Nabi sehingga libur les. Dari pagi saya dan suami naik motor menuju Kantor UT Pusat yang hanya berjarak sekitar 8 km dari rumah. Sedekat itu tapi gak pernah masuk ke dalam, ya ngapain juga ya kalau gak ada urusan. Wkwkwk. Ternyata Kantor UT Pusat lumayan luas.

Kami diarahkan ke gedung belakang yang ada tendanya untuk melakukan pendaftaran. Pertama adalah mengambil nomor antrian pendaftaran ulang. Sambil menunggu dipanggil bisa ikut mendaftar IKALUMNI UT, cukup bayar Rp 35.000 untuk mendapatkan kartu keanggotaan IKALUMNI. Sebelah meja IKALUMNI ada meja nomor foto wisuda, gratis. Nomor foto wisuda adalah sebagai penanda saat kamu download foto wisuda di website yang disediakan. Nomor foto wisuda bukan nomor urut wisuda ya.

Setelah dipanggil antrian pendaftaran ulang, saya masuk ke dalam gedung ruangan sebelah kanan. Di dalamnya ada beberapa meja layanan, antri lagi di dalam. Lalu cukup membawa print-out undangan wisuda, KTP, KTM, dan LIP Wisuda untuk diserahkan. Seperti yang sudah diceritakan di atas bahwa saya belum sempat mencetak LIP Wisuda di UPBJJ UT ya saya ceritakan ulang ke petugas layanan dan alhamdulillah ternyata bisa dicetak di situ. Fyuh… lega… soalnya saya overthinking, jangan-jangan ada bayar harus setor ke bank eh ternyata gratis. Saya sudah lirik-lirik di meja layanan ada mesin edc dan saya cukup yakin bisa bayar di tempat. Ternyata LIP Wisuda hanya sebatas bukti pendaftaran tidak ada keluar biaya.

Selesai pendaftaran ulang wisuda lalu menuju ke belakang gedung untuk mengambil toga. Sebaiknya dicoba dulu ya biar pas karena akan didobel dengan pakaian wisuda. Btw, tidak ada persiapan khusus mengenai pakaian wisuda, saya pakai ulang kebaya 17an lalu.

SEMINAR AKADEMIK

Tanggal 11 November 2019 para peserta wisuda wajib mengikuti seminar akademik yang dilaksanakan sehari sebelum upacara wisuda.

Tema seminar akademik adalah Pelayanan Publik di Bidang Perpajakan pada Era Industri 4.0 yang dipaparkan oleh Drs. Hestu Yoga Saksama, Ak., MBT. (Direktur Penyuluhan dan Hubungan Masyarakat Dirjen Pajak). Link youtube ada di channelnya Universitas Terbuka TV ya.

Seminar ini berlangsung setengah hari diikuti dengan acara gladi resik upacara wisuda. Wuih, ternyata antusiasme para peserta wisuda sangat tinggi, banyak berlomba-lomba dengan maju menyodorkan diri berpartisipasi dalam upacara wisuda. Sebagai introvert saya cuma berharap acara ini cepat selesai. Hehehe.

Di acara seminar ini barulah kelihatan bahwa peserta wisuda banyak sekali tersebar dari berbagai daerah (padahal ini cuma wisuda wilayah 1). Para peserta dari luar Jabodetabek ini sudah mirip rombongan umroh, mereka carter bis, pakai seragam, duduk berkelompok dan kompak bukan main saling support temannya. Bikin iri deh karena saya gak gabung komunitas/pokja jadinya alone gini.

UPACARA WISUDA

Tanggal 12 November 2019 adalah hari upacara wisuda UT periode 1 wilayah 1 tahun akademik 2019/2020.1. Saya berangkat dari rumah pukul 05.30 agar sampai di lokasi sebelum pukul 06.00. Bisa dibayangkan saya susah tidur malam hari sebelumnya.

Oiya, sore setelah seminar akademik dipampang nama peserta beserta kelompok barisan wisuda (dibedakan per fakultas). Harus diatur dan dibagi per kelompok barisan karena peserta wisuda hampir 2000 orang.

Setelah menunggu dalam barisan di depan Auditorium UT akhirnya kami diperbolehkan masuk dan mengikuti prosesi wisuda. Terharu akutu bisa sampai di titik ini. 4 tahun lalu menantang diri sendiri untuk keluar dari zona nyaman dengan kuliah di UT. Tentunya ada masa naik turun menjalani kehidupan sebagai mahasiswa. Alhamdulillah keluarga selalu mendukung saya.

Untuk melihat prosesi wisuda bisa streaming di youtube dan artikelnya di sini.

Bagaimana dengan keluarga yang ikut prosesi wisuda? Sayang sekali keluarga tidak bisa melihat langsung/masuk ke dalam auditorium karena keterbatasan ruangan tapi jangan sedih, disediakan tenda di samping gedung dan bisa menyaksikan prosesi wisuda via layar besar.

Bubaran wisuda lumayan riweuh mencari keluarga karena banyak peserta wisuda yang asyik berfoto di luar gedung auditorium. Oiya, selain jasa foto wisuda yang resmi disediakan oleh UT ada juga jasa foto wisuda yang disediakan oleh pihak lain, bayar tentunya. Saya gak sempat pakai jasa foto wisuda tersebut karena antrian panjang lagipula pasca wisuda langit mendung dan gak pakai hitungan lama langsung hujan deras. Berhamburan deh orang-orang mencari tempat berteduh. Alhamdulillah kami langsung menuju parkiran dan sempat berfoto setitik di gedung dekat parkiran. Hahaha… gapapa lah ya fotonya amatiran yang penting ada kenangannya.

Begitulah proses sebelum dan masa wisuda yang bisa saya ceritakan, oiya satu tips penting bagi mahasiswa UT adalah jangan lupa baca Katalog Sistem Penyelenggaraan UT di situ lengkap dijelaskan sistem perkuliahan UT biar gak kayak saya yang kebingungan LIP :D.

Sebagai penutup, terima kasih Allah Swt atas hadiah ultah ini.

Kota Solo Trip

Ditambahin kata Kota biar tidak dikira perjalanan sendirian. Hehehe.

Ini agenda rutin tahunan sebagai PIC BKP. Alhamdulillah kan tahun lalu sudah ke Jogja sekarang ke Solo.

Setitik urusan sosialisasi kerjaan dan team building, selebihnya urusan jalan-jalan. Hahaha. Beruntungnya ada teman buibu yang bersemangat keliling Kota Solo. Kuliner? Belanja? till drop.

Sebenarnya waktu terbatas sekali, banyak habis waktu berpindah dari pintu ke pintu toko batik di Laweyan hingga ke toko terakhir yang kami cocok dan borong (kami? kamu kali.. wkwkwk) iya saya borong baju batik lumayan banyak karena mumpung dapat yang ukurannya pas dan harganya terjangkau. Bayangkan urusan belanja baju batik ini sampai break makan soto dulu biar fokus gak keliyengan. Kusenang dan akan balik lagi ke toko tersebut… walaupun ada sedikit ganjalan saat belanja yaitu dikenakan tambahan biaya 3% karena pakai kartu debit. Well masih ya?

Selain belanja batik, kami pun ngopi cantik di Setuju kopi, minum wedang ronde (yang kemanisan buatku), makan nasi liwet Wongso Lemu yang dibungkus (kok asin kurang gurih ya?). Hmm… apalagi ya? oiya belanja oleh-oleh di Toko Orion. Berhubung #2 sudah sering merengek nastar maka saya belikan deh nastar dan kastengel di Toko Orion ini. Nastarnya enak, kastengel juga tapi model yang agak keras, ngeju tapi kurang lumer di mulut.

Semoga tahun 2020 bisa kumpul bareng lagi ya…